Reverse Osmosis: Apa Komponennya dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Reverse Osmosis adalah metode untuk memisahkan mineral dalam air, dengan cara melewati membrane semi-permeabel. Teknologi reverse osmosis membrane adalah cara mudah untuk mendapatkan air tawar dari sumber air asin. Dunia industri menggunakan untuk air proses produksi, serta air boiler.
Dalam teknologi reverse osmosis ada beberapa istilah, seperti recovery, rejection, permeate, concentrate, tap water, brackish water, sea water, dll. Sedangkan komponennya terdiri dari membrane RO, pompa booster, flow meter, skid frame, dll.
Perkembangan reverse osmosis Indonesia semakin maju, dan tidak lagi membutuhkan import system. Mapurna sudah berpengalaman menyiapkan sistem RO seperti RO Air Tawar, RO Air Payau dan RO Air Laut.
Reverse Osmosis Artinya?
Reverse osmosis adalah? Sistem pengolahan air yang menggunakan tekanan tinggi untuk mendorong air melalui membrane RO. Air melewati membrane RO kemudian memisahkan air yang murni dan air polutan. Teknologi reverse osmosis adalah salah satu solusi terbaik dalam industri pengolahan air.
Pengertian reverse osmosis membrane adalah proses osmosis dengan arah terbalik. Secara alami proses osmosis adalah proses aliran air yang bergerak dari larutan garam rendah ke larutan garam konsentrasi tinggi.
Namun pada reverse osmosis larutan garam konsentrasi tinggi bergerak mengalir ke konsentrasi rendah. Pemaksaan ini karena adanya pompa tekanan tinggi, yang membalikkan aliran. Isitlah inilah yang disebut “reverse” (kebalikan).
Air yang berkonsentrasi tinggi akan melewati pori – pori membrane RO yang ukurannya kecil. Ukuran membrane RO hanya 0,0001 micron, sehingga hanya partikel lebih kecil dari 0,0001-micron saja bisa melewati. Air yang menembus pori-pori adalah air PERMEATE (air hasil), sedangkan yang tidak bisa menembus pori-pori adalah air CONCENTRATE (air buangan).
Komponen Sistem Reverse Osmosis
Komponen utama reverse osmosis, yaitu membrane RO dan pompa tekanan tinggi. Dalam prosesnya, bahwa tidak semua air baku akan menjadi air hasil. Ada sebagian air yang akan terbuang. Istilah air yang menjadi hasil dan air buangan menyebutnya dengan istilah Recovery dan Rejection.
Sesungguhnya walaupun reverse osmosis membrane hanya mempunyai 2 komponen utama, namun puluhan pendukung dari komponen lainnya juga sangat penting. Adapun beberapa komponen pendukung adalah skid frame, instrumentasi, pemipaan, electric, panel control system.
Dari sisi kapasitas produksi, unit RO terbagi menjadi: RO Commercial, RO Medium, RO Industri. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi mapurna, baik secara virtual maupun visit lapangan.
Komponen reverse osmosis untuk sistem pengolahan air tawar dan pengolahan air laut jauh berbeda. Perbedaan karena pengolahan air laut membutuhkan spesifikasi material yang tahan karat dan mempunyai tekanan tinggi antara 800 – 1000 psi.
Recovery dan Rejection Pada Proses Reverse Osmosis
Istilah RECOVERY pada reverse osmosis adalah persentase jumlah air yang menjadi air hasil. Misalnya recovery 60% artinya, hanya 60% air baku yang akan menjadi air hasil (permeate), sementara 40% sisanya akan menjadi air buangan (rejection).
Jika air baku cukup bagus masuk ke mesin RO, maka air buangan masih bisa memanfaatkan kembali untuk kebutuhan air lainnya. Seperti air mandi, air cuci mobil, air siram tanaman, dll.
Air rejection ini bukanlah limbah berbahaya, hanya nilai TDS yang lebih tinggi. Namun apabila menggunakan reverse osmosis untuk pengolahan limbah TDS tinggi, maka pada air concentrate mengandung TDS yang lebih tinggi lagi. Membuang air limbah TDS tinggi ke saluran, pastinya harus memenuhi pengawas lingkungan hidup..
Persentase rejection sistem reverse osmosis membran bekisar 98 – 99%. Ini artinya 98% mineral dalam air akan hilang, hanya tersisa 2%. Apabila ingin menghitung berapa TDS yang akan menjadi air hasil, jawabannya adalah 2% dari TDS air bakunya.
Apakah Yang Dimaksud Dengan Osmosis?
Osmosis merupakan suatu kondisi alami, yaitu perpindahan molekul pelarut (misalnya air). Aliran air akan melalui selaput semipermeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi.
Membran RO semipermeabel harus dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Bagaimana Cara Kerja Reverse Osmosis?
Cara kerja reverse osmosis adalah berdasarkan pemisahan ukuran partikel yang terbawa dalam air. Partikel tersebut bisa berasal dari kimia fisika ataupun mikrobiologi seperti coli dan virus.
Adapun caranya adalah dengan menekan air dengan tekanan tertentu melalui membrane RO semi permeabel. Akibat dari tekanan yang tinggi ini, maka akan menghasilkan dua jenis air yaitu air hasil (permeate) dan air buangan (concentrate).
Dalam instalasi reverse osmosis membrane mengenal dua pengertian yaitu Reverse Osmosis Unit dan Reverse Osmosis System.
Reverse Osmosis Unit adalah merakit beberapa komponen menjadi satu unit. Umumnya terdiri dari Prefilter Pompa tekanan tinggi, membran housing, membrane elemen, pressure indikator, flow meter, dll. Komponen ini dirangkai menjadi satu unit dalam sebuah skid frame besi atau stainless.
Sementara Reverse Osmosis System adalah gabungan Reverse Osmosis Unit beserta unit komponen penunjang lainnya. Misalnya pompa air baku, tangki air baku, pre-treatment, tangki produk, ultraviolet, ozone, tangki produk, electronic control, panel induk listrik, dll.
1. Pre-Chlorine Dalam System Reverse Osmosis
Cara kerja PRE – CHLORIN pada system reverse osmosis ini adalah pompa dosing akan menginjeksikan kimia Chlorin (kaporit cair) ke dalam flow air baku. Adapun fungsinya adalah untuk membunuh bakteri, protozoa dan mikrobiologi lainnya dalam air baku.
Reverse osmosis air laut membutuhkan sistem chlorin injeksi ini. Biasanya banyak mikrobiologi tumbuh di sumber yang terbuka. Selain air laut, sistem ini juga cocok untuk air baku yang banyak mengandung mikrobiologi.
2. Tangki Air Baku
Tangki air baku ini juga sangat penting apabila sumbernya air baku untuk reverse osmosis lebih kecil dari pada kebutuhan sistem. Menampung air baku terlebih dahulu, sehingga volumenya cukup untuk dioleh selama masa operasional mesin. Pretreatment permulaan seperti kaporit atau aerasi juga bisa memanfaatkan tangki air baku.
Tangki air baku bisa menggunakan material PE, FRP, Steel ataupun stainless steel. Untuk kapasitas kecil umumnya menggunakan tangki yang umum di toko bangunan, seperti excel, penguin, dll.
3. Pompa Feed Reverse Osmosis System
Pompa reverse osmosis system ini bertujuan untuk memberikan tekanan pada filter pretreatment. Pada kondisi lain pompa ini juga berfungsi untuk menjaga tekanan input sebelum masuk ke reverse osmosis membrane agar sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan tekanan minimal sebelum masuk system reverse osmosis adalah 20 psi. Tekanan minimum ini penting, karena umumnya tekanan pompa booster tidak boleh negatif atau lebih rendah dari 20 psi.
System RO ini menggunakan jenis pompa CENTRIFUGAL, baik model horizontal atau vertikal. Beberapa merk pompa yang digunakan adalah Grundfos, CNP, dll.
4. Multimedia Filter Reverse Osmosis
Fungsi multimedia filter adalah untuk menghilangkan unsur partikel air baku, sebelum dialirkan masuk ke dalam membrane RO. Partikel tersebut tidak boleh ada di dalam air baku, karena akan menutup permukaan membrane.
Dengan menurunnya jumlah partikel dalam air, maka turbiditas (kekeruhan) air semakin baik. Dalam teknologi reverse osmosis membrane mengenalnya dengan istilah SDI (silt density index).
5. Filter Carbon Active Pada System Reverse Osmosis
Filter Carbon Active berfungsi untuk menurunkan kadar organik dalam air. Selain itu, khusus air baku yang mengandung kaporit seperti PAM, mengharuskan untuk menurunkan atau menghilangkan kadar kaporitnya.
Ketika menggunakan bahan baku dari PAM, maka pemilihan jenis media carbon aktif harus sangat selective. Terdapat 2 jenis material karbon aktif, yaitu dari bahan kelapa (coconut base) dan batu bara (coal base).
Gunakanlah material yang coal base jika menggunakan sebagai pretreatment reverse osmosis sistem. Alasannya adalah mengurangi serbuk carbon aktif, dari pada menggunakan coconut base. Beberapa system menggunakan merk seperti merk Calgon, Haycarb, dll.
Dalam hal operasional, filter carbon mempunyai dua optional yaitu sistem manual atau otomatis. Sistem manual yaitu melakukan operasional back wash dengan menggunakan “tuas handle valve”. Sedangkan yang otomatis bisa menggunakan valve otomatis.
Filter ini adalah bagian menyeluruh dalam water treatment plant, untuk itu perhatikan cara pemeliharaannya dengan mengganti media 1.5 – 2 tahun sekali.
6. Water Softener Sebagai Pretreatment Reverse Osmosis
Water Softener berfungsi untuk menurunkan kadar kapur dalam air, sebutan lainnya adalah kesadahan atau hardness. Hardness ini adalah unsur dominan yang menyebabkan membrane mampat. Untuk itu pretreatment harus ada, atau bisa menggantinya dengan antiscalant.
Kesadahan yang tinggi menunjukkan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam air baku. Softener adalah sistem pertukaran ion, yang akan mampu menurunkan kesadahan. Karena adanya pertukaran ion ini, maka media resin akan mengalami kejenuhan. Untuk itu perlu dilakukan regenerasi secara periodik.
Cara melakukan regenerasi adalah dengan menambahkan larutan garam. Larutan garam ini di alirkan melalui tangki garam (brine tank) ke dalam tabung filter.
Lamanya waktu regenerasi ini sangat tergantung dengan jumlah Ca dan Mg serta jumlah total penggunaan volume air.
Semakin tinggi kadar Ca dan Mg dalam air, maka akan semakin cepat di regenerasi. Pada umumnya waktu regenerasi berkisar 2 – 3 hari, dan rata-ratu waktu regenerasi ditambah waktu backwash adalah 50 – 60 menit.
7. Sistem Antiscalant Mencegah Scaling Reverse Osmosis
Sistem antiscalant berfungsi agar membrane RO tidak cepat mampat, sehingga bisa berfungsi lebih lama. Antiscalant RO adalah alternatif dari Water Softener, artinya apabila sudah menggunakan softener maka tidak membutuhkan sistem antiscalant. Namun untuk kapasitas reverse osmosis filter yang besar, lebih efektif daripada softener.
Fungsi antiscalant adalah untuk mencegah SCALING pada membrane RO sebagai akibat faktor hardness dalam air baku. Dengan menggunakan antiscalant, maka umur pemakaian membrane lebih panjang. Serta masa waktu untuk melakukan cleaning membrane semakin lebih lama.
Tujuan menggunakan antiscalant sesungguhnya sama seperti menggunakan softener. Namun caranya sedikit berbeda. Pada softener adalah menghilangkan unsur ion-nya, sedangkan pada antiscalant, akan melapisi permukaan membrane sehingga unsur ionnya akan mengalir ke air concentrate.
Kimia antiscalant mempunya dua jenis, yaitu air tawar dan air laut. Khusus untuk air laut umumnya mencegah scale dari unsur klorida. Mapurna menggunakan kimia antiscalant Dequest SPE0108 untuk air tanah dan Dequest SPE0114 untuk air laut.
8. Reverse Osmosis Unit
Komponen utama pada system reverse osmosis adalah Pompa Boster dan Membrane. Adapun komponen lainnya adalah equipment tambahan atau perlengkapan lainnya.
Kapasitas dari sistem reverse osmosis membrane bisa mendesain dengan kapasitas kecil sampai tidak terhingga besarnya. Besarnya kapasitas umumnya menggunakan satuan galon per day (gpd), liter per menit (lpm), M³/hari dan M³/Jam.
Selanjutnya reverse osmosis unit terbagi menjadi 3 jenis, yaitu reverse osmosis air tawar (tap water), reverse osmosis air payau dan reverse osmosis air laut. Dalam teknologi desalinasi air laut, menggunakan RO adalah opsi yang lebih popular daripada teknologi menggunakan thermal.
9. Tangki Produk Hasil Produksi Reverse Osmosis
Produk sistem reverse osmosis akan mengalir menuju tangki produk, selanjutnya akan mengalir ke pemipaan output atau point of use. Apabila tidak memiliki tangki produk, akan sangat merepotkan karena sistem secara keseluruhan tidak bisa mengkontrol proses aliran. Serta tidak bisa menjaga kebutuhan kapasitas produksi dengan konstan.
Dengan tangki penampungan ini, sistem RO dapat bekerja berjam-jam bahkan 24 jam untuk mengisinya. Dengan manajemen “flow balance” antara produksi air dan kebutuhan air, maka terjadi keseimbangan dan efisiensi.
10. Penambahan Post Klorin Pada Air Produksi Reverse Osmosis
Post Klorin ini bertujuan untuk mencegah adanya pertumbuhan bakteri pada air produk reverse osmosis. Umumnya pada sistem pemipaan yang agak panjang dan jauh, maka mempunyai potensi terjadinya pertumbuhan mikrobiologi. Sehingga dengan adanya post chlorin, akan mencegah pertumbuhannya.
11. Pompa Distribusi Air Reverse Osmosis
Pompa distribusi berfungsi untuk mengalirkan air produk reverse osmosis membrane hingga mencapai ke titik penggunaan terjauh (POU). Menghitung besarnya kapasitas pompa biasanya berdasarkan total jarak pipa distribusinya. Namun sebagai acuan, pompa distribusi ini mempunyai tekanan yang rendah berkisar 2 – 4 bar.
Khusus untuk aplikasi untuk air minum, pharmasi, produk drinking lainnya, menggunakan pompa dengan material SS – 316. Untuk grade yang lebih rendah bisa juga menggunakan pompa SS – 304.
12. Ultra Violet Untuk Sterilisasi Air Produksi Reverse Osmosis
Fungsi dari ultra violet adalah untuk membunuh bakteri dan virus setelah air produksi reverse osmosis. Pemasangan ultra violet ini umumnya setelah pompa distribusi atau terkadang sebelum tangki produksi.
Pada aplikasi pabrik pharmasi, pemasangan ultra violet bisa juga melakukannya dengan mencelupkan UV unit di dalam tangki produksi. Namun tentu menggunakan jenis yang berbeda dengan sistem yang sifatnya IN-OUT pada pipa.
Apa Saja Komponen Reverse Osmosis Unit?
Pertanyaan ini tentunya sering di dengar ketika kita akan membeli reverse osmosis unit. Pada prinsipnya RO unit memiliki dua komponen utama yaitu Pompa Booster RO dan Membrane RO.
Komponen lainnya termasuk bagian kelengkapan yang tergolong sebagai Control ataupun Instrumentasi.
Pada kesempatan ini akan menyampaikan komponen yang ada pada reverse osmosis unit. Komponen di sini adalah komponen PART, bukan komponen system.
- Pressure Gauge – Inlet
- Prefilter Cartridge 5 micron
- Pressure Gauge – Outlet
- Solenoid Valve – Inlet
- Low-Pressure Switch
- Pompa Booster
- Pressure Gauge – Pump
- High-Pressure Switch
- Valve – Pump
- Valve – LPS
- Housing Membrane
- Membrane RO
- Valve – Recycle
- Valve – Concentrate
- Pressure Gauge – Concentrate
- Solenoid – Flushing
- Flow Meter – rejection
- Electronic Control
- Flow Meter – Permeate
1. Vessel & Membrane
Komponen utama reverse osmosis unit adalah membrane RO. Menentukan jumlah membrane RO, akan tergantung dengan besarnya kapasitas dan jenis air baku. Semakin tinggi nilai TDS air baku, maka akan semakin banyak membutuhkan membrane RO.
Jenis membrane RO mempunyai klasifikasi: membrane untuk air Tawar, membrane air payau, membrane air laut. Untuk kebutuhan industri farmasi, juga mengenal jenis membrane dis-infeksi, yaitu membrane RO yang membutuhkan sanitasi secara rutin. Cara sanitasi ini tidak ada pada membrane RO jenis umum.
Ukuran membrane juga mempunyai klasifikasi berdasarkan kapasitasnya yaitu komersial atau industri. Dimensi membrane mempunyai perbedaan terhadap diameternya, yaitu ukuran 4-inch dan 8-inch. Sedangkan panjangnya umumnya adalah sama yaitu 40-inch.
Beberapa merk membrane RO yang ada dalam industri reverse osmosis Indonesia adalah FILMTEC, HYDRANAUTICS, dan beberapa merk lainnya adalah LG MEMBRANE, KEENSEN, dll.
2. Reverse Osmosis Skid
Skid berfungsi untuk membuat sistem reverse osmosis dapat berdiri kokoh dengan frame baja karbon dicat / powder coating untuk menginstalasi semua komponen-komponennya. Yang terpenting adalah untuk menahan getaran berat pompa booster, dan memberi gap ke lantai guna memastikan bahwa unit bisa dioperasikan dalam jangka waktu yang lama.
3. Filter Cartridge
Sebagian besar sistem reverse osmosis dilengkapi dengan filter Cartridge untuk memastikan bahwa tidak ada partikel yang cukup besar masuk dan berpotensi merusak membrane. Cartridge ini biasanya lima mikron dari bahan polypropylene, ukurannya bervariasi sesuai permintaan. Cartridge terletak dalam casing (Housing) kuat dan tahan lama, dapat menahan tekanan air baku dari Pompa Feed.
4. Pompa Booster Reverse Osmosis
Tanpa pompa booster, tingkat rejection membrane reverse osmosis tidak mampu tercapai baik untuk kualifikasi komersial atau industri. Menghitung kapasitas pompa harus cermat, dengan menghitung jumlah membrane dan spesifikasinya. Biasanya semakin tinggi kebutuhan power pompa, maka semakin baik persentase rejection dan permeate-Nya.
Beberapa merk pompa booster yang umumnya dipakai dalam reverse osmosis unit adalah : Grundfos, Lowara, Calpeda, Catpump, Danfos, Fedco
5. Panel Control Reverse Osmosis Unit
Panel control umumnya ada 2 unit, dimana satu unit ada di reverse osmosis unit. Dan yang satu lagi adalah control terhadap reverse osmosis system secara keseluruhan.
Panel control unit berfungsi hanya mengatur terhadap beberapa komponen di reverse osmosis unit, seperti low pressure switch, high pressure switch, solenoid, pompa feed, pompa booster, pressure transmitter, dll.
Panel control system berfungsi untuk mengatur control perlengkapan secara keseluruhan system. Beberapa komponen yang di control adalah tangki air baku, tangki air produk, pretreatment, prefilter, dll.
Terkadang pada operasional system plant yang terkoneksi dengan control room unit, mungkin akan dilengkapi sistem yang lebih canggih dan rumit, seperti PLC dan HMI.
Reverse Osmosis Sebagai Alat Pemurni Air?
Reverse osmosis sebagai alat pemurnian air adalah sudah sangat ‘proven” penggunaannya. Artinya sudah banyak yang menggunakan sebagai pemurnian air atau demineralisasi.
Selama proses RO, sebagian besar garam, bakteri, dan bahan organik yang ada dalam air umpan “ditolak” oleh membran RO. Material atau komponen ini yang merupakan kontaminan dalam air yang masuk, menjadi “terkonsentrasi” dan terpisah dari air murni yang menembus membran RO.
Reverse osmosis sangat efektif dalam memurnikan air, mampu menghilangkan hingga 99% bahan terlarut yang ada dalam sumber air umpan. Untuk kebutuhan air murni tingkat lebih tinggi, maka RO saja tidak cukup. Sehingga dibutuhkan sistem satu tahap lagi yaitu Elektrodeionisasi.
Industri Apa Saja Yang Menggunakan Reverse Osmosis?
Ada beberapa proses pengolahan air di bidang industri yang menggunakan sistem reverse osmosis. Umumnya di bidang industri ini selain untuk kebutuhan industrinya, terkadang juga untuk kebutuhan air minum karyawan.
Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan industri, menjadi referensi dalam mendesain kapasitas unit RO sehingga secara ekonomis akan terpenuhi baik dari sisi investasi, konsumsi energy, air yang terbuang. Dalam skala industri, aplikasi reverse osmosis untuk sistem pengolahan air adalah:
- Air untuk boiler
- Makanan & Minuman dalam kemasan
- Pengolahan limbah cair industri
- Air baku unit Elektrodeionisasi (EDI)
- Kebutuhan air Perhotelan dan Resort
- Bahan baku pembuatan Es batu kristal
- Bahan baku product Farmasi
- Air untuk pencucian besi pelat
- Dll.
Jenis Air Baku Apa Saja Bisa Menggunakan Reverse Osmosis?
Reverse osmosis membrane mampu menghasilkan air dengan kualitas yang baik dari beberapa jenis air. Sumber air dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu air tawar, air payau dan air laut. Jeni air berbeda karena kandungan mineral (garam). Besarnya kadar garam di presentasikan dengan nilai TDS.
Beberapa industri menggunakan air tanah untuk sumber air bakunya. Secara umum air tanah mempunyai nilai TDS sekitar 200 – 300 ppm. Sehingga setelah melalui reverse osmosis membrane air produknya mempunyai TDS sekitar 5 – 6 ppm.
Air payau biasanya memiliki TDS 2.000 – 8.000 ppm, namun sebagai opsional nilai TDS 10.000 ppm juga masih bisa sebagai air payau. Semakin tinggi nilai TDS air baku, maka akan semakin tinggi pula membutuhkan tekanan.
Khusus untuk air laut dengan kandungan garam hingga TDS mencapai 45.000 ppm, membutuhkan design reverse osmosis air laut dengan spesifikasi khusus. Reverse osmosis air laut atau menyebutnya dengan desalinasi air laut berfungsi untuk menghasilkan air bersih.
Apakah Reverse Osmosis Membutuhkan Pretreatment?
Hal paling penting dalam merencanakan reverse osmosis adalah melindungi membrane RO dari ancaman mampat yang cepat dan kerusakan. Pada prinsipnya apa pun air baku yang masuk ke dalam reverse osmosis membrane, akan menghasilkan air bagus. Namun, tentunya akan menimbulkan masalah terhadap membrane RO.
Pada saat awal menentukan design reverse osmosis, harus mengetahui kandungan mineral air baku. Kualitas air baku sebaiknya memenuhi persyaratan air baku yang baik. Beberapa kriteria terhadap hardness, besi, mangan, silica, karbonat, dll., menjadi faktor utama air baku.
Apabila berlebihan, maka harus mengusahakan menurunkan kandungan unsur – unsur tersebut. Namun, seandainya usaha menurunkan kandungan mineral air baku terlalu tinggi biayanya, maka terkadang lebih baik membiarkannya.
Khusus untuk unsur silica, di beberapa lokasi tertentu unsur silica cukup tinggi. Biasanya bisa mengabaikan unsur ini, untuk menambah system pretreatment. Alasannya adalah melakukan pretreatment biayanya lebih besar dari investasi reverse osmosis sistem itu sendiri.
Apakah System Reverse Osmosis Membutuhkan Analisa Air Baku?
Meskipun analisis air sangat membantu dalam memprediksi kecenderungan fouling dari faktor mineral terlarut, ada faktor lain juga yang tidak kalah penting yaitu SDI. Silt Density Index (SDI) adalah salah satu parameter yang turut mempengaruhi kecenderungan fouling tersebut.
Melakukan tes ini dengan cara menyaring sampel melalui filter 0,45 mikron (μm) dan mengukur waktu unsur yang mengendap pada filter.
Secara umum lebih baik menggunakan air umpan untuk reverse osmosis, dengan nilai SDI kurang dari 3.0. Pengukuran SDI memiliki kekurangan karena tidak diproyeksikan untuk desain cross-flow membran RO.
Tempat Melakukan Uji Analisa Air Baku
Agar system reverse osmosis nantinya baik, sebaiknya melakukan analisa air baku. Hal ini penting ketika saat terjadinya permasalahan akan lebih mudah melakukan trouble shooting. Terkadang secara visual air yang kelihatan baik, mempunyai kandungan hardness, silica yang berlebihan.
Kemana harus melakukan analisa air? Banyak balai atau kantor yang menyediakan jasa tes analisa air baku.
Apa saja yang di uji? Untuk mengetahui kandungan mineral dalam air, maka cukup melakukan analisa terhadap uji KIMIA dan FISIKA. Seandainya ingin melengkapi, maka bisa menambahkan uji MIKROBIOLOGI.
Analisa air baku mencakup unsur-unsur kimia fisika , yang nantinya bisa menggunakan datanya untuk mengidentifikasi potensi masalah membrane RO. Parameter tersebut antara lain: Turbiditas, hardness (kalsium dan magnesium), Besi, alkalinitas, pH, dan Chlorin.
Pengalaman mapurna, bahwa air baku yang kualitasnya baik (seperti air gunung atau air PAM) bisa mengabaikan analisa. Namun, pemasangan reverse osmosis seperti air payau, air sungai, air laut, air limbah, sebaiknya melakukan analisa.
Apakah Reverse Osmosis Membutuhkan Water Softener?
Membicarakan water softener untuk air baku reverse osmosis, adalah hanya dari sumber air TAP WATER. Kenapa tidak air payau atau air laut? karena umumnya sudah menggunakan antiscalant.
Seperti ulasan di bagian atas, bahwa air baku reverse osmosis membutuhkan air yang “SOFT”, artinya kandungan kapur harus rendah. Dengan kebutuhan air baku seperti ini, maka jawabannya adalah membutuhkan water softener.
Apabila air bakunya cukup bagus berasal dari air gunung (mountain spring) atau air PDAM, maka pengalaman tim bahwa bisa mengabaikan penggunaan water softener. Namun, hanya untuk kapasitas kecil, misalnya di bawah 1000 liter/jam
Untuk kapasitas reverse osmosis yang lebih besar, maka penggunaan water softener cenderung tidak efisien. Karena harus menyiapkan garam regenerasi yang cukup banyak. Sebagai gantinya, menghilangkan water softener dan menggantinya dengan Dosing nntiscalant.
Namun untuk industri yang membutuhkan sertifikasi FDA atau Pharma grade, umumnya jarang menggunakan antiscalant. Hal ini karena adanya regulasi pembatasan penggunaan bahan kimia.
Apakah Fungsi Deklorinasi Pada System Reverse Osmosis?
Apa yang dimaksud dengan DEKLORINASI ? Deklorinasi adalah cara untuk menghilangkan kadar Chlorine (note: mirip kaporit) dalam air.
Kondisi ini umumnya ada pada system reverse osmosis air laut. Pada umumnya air baku dari air laut yang sifatnya “open surface” mengandung banyak mikrobiologi. Untuk itu agar jumlah mikrobiologinya berkurang maka membutuhkan Klorinasi mikrobiologi tersebut.
Secara teori umumnya membrane RO tidak tahan terhadap chlorine, hal ini akan menyebabkan membrane rusak (failure). Walaupun sesungguhnya ada jenis membrane yang memiliki type ramah chlorine, namun jarang menggunakannya pada sistem reverse osmosis.
Berdasarkan uraian di atas, maka sistem membutuhkan diperlukan Deklorinasi, atau “menghilangkan residu chlorine”. Proses deklorinasi ini sama juga menggunakan bahan kimia yang di injeksi dengan dosing pump. Dosing tersebut menggunakan bahan kimia sodium metabisulfit. Kimia ini yang akan menangkap konsentrasi chlorine dalam air.
Apakah Reverse Osmosis Membutuhkan Kimia Cleaning?
Khusus untuk reverse osmosis membrane dengan kapasitas medium sampai besar (lebih dari 2 M3/Jam), pasti membutuhkan cleaning kimia. System RO membutuhkan kimia cleaning apabila terjadi membrane RO mampat (fouling). Dengan seiringnya waktu operasional, maka membrane RO secara perlahan pasti akan mengalami mampat.
Ketika membrane RO ini sudah mulai mampat, lakukanlah cleaning membrane. Apabila membiarkan secara terus menerus, maka membrane RO akan semakin mampat, sehingga saat melakukan cleaning membrane akan tidak sempurna. Untuk itu perlu mengetahui bagaimana cara membersihkan membran RO.
Perhatikan juga perbedaan antara mampat dan rusak! Membran mampat terjadi penurunan secara perlahan. Namun kalau membran rusak, akan terjadi seketika. Ketika membrane rusak terjadi, maka tidak bisa melakukan cleaning membrane.
Bahan kimia untuk Cleaning pada umumnya hanya ada 2 jenis, yaitu Acid Cleaning dan Base Cleaning. MAPURNA menggunakan MC – 3 untuk Acid dan MC – 11 untuk Base. Bentuknya berupa powder, pada saat menggunakan harus mencampur dengan air produk
Reverse Osmosis Sebagai Filter Air Minum Rumah Tangga Terbaik
Pertanyaan RO sebagai filter air minum rumah tangga terbaik? Jawabnya Ya. Tentu ini adalah subyektifitas ketika alternatif sumber air minum yang di fabrikasi sangat sulit di dapat. Sehingga menggunakan reverse osmosis sebagai filter air minum, menjadi hal pokok untuk mendapatkan air minum.
Keuntungan Reverse Osmosis Sebagai Filter Air Minum
Beberapa keuntungan reverse osmosis sebagai filter air minum ada di bawah ini:
- Menghilangkan Bau : Reverse osmosis filter pastinya akan menghilangkan rasa, bau dan warna yang berasal dari kontaminan.
- Menghemat Uang: Hemat uang, penjelasan hemat dan efisiensi ini tentunya jika menghitung dari waktu jangka panjang. Dan juga apabila kemudahan dengan menggunakan reverse osmosis di konversi dengan susahnya mendapatkan air minum. Di beberapa daerah tertentu hambatan transportasi akan mempengaruhi harga jual air minum galon.
- Pemeliharaan Yang Mudah: Reverse osmosis sangat mudah pemeliharaannya, tidak membutuhkan teknisi khusus. Cukup kita atau seseorang melakukannya sendiri. Umumnya jika tidak ada kerusakan, maka pemeliharaan hanya mengganti “consumable”. Pergantian paling sering hanya cartridge filter yang harganya juga cukup terjangkau, yaitu berkisar Rp. 10.000 – 30.000 per pcs.
. - Menghilangkan Unsur Mineral Berbahaya, Bakteri dan Virus: Reverse osmosis system dapat menghilangkan hampir semua “polutan” yang berbahaya. Misalnya nitrat, pestisida, sulfate, fluoride, bakteri, arsenic dan banyak lagi. Dan dengan tambahan Carbon filter cartridge Reverse Osmosis systems dapat menghilangkan kaporit (klorin) dan chloramine.